SHOLATMU PENENTU HIDUPMU





Ditengah gemerlap malam kemegahan kota Abu Dhabi, terdengar suara musik yang
menggema dari dalam mobil ferrari merah yang ditumpangi oleh 3 pemuda tampan yaitu
Nawaf, Badar, dan Ismail.

Mobil itu melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi, hingga mereka tidak memperhatikan
sebuah truk container besar yang melaju dari arah berlawanan, kedua kendaraan itu pun bertabrakan
“Braaaak.” Sampai hancur dan remuk. Tidak dipungkiri Nawaf dan Badar meninggal dunia.

“Naaaawaaff... Badaarrr!” Panggil Ismail dengan lirih sebelum mobil ambulan mengangkat
jasad kedua sahabatnya itu. Wajah Nawaf ketika itu sangat hancur sampai-sampai susah untuk
di kenali, sedangkan Badar, wajahnya bercahaya dan diiringi dengan senyuman yang
menyejukkan hati.




Singkat cerita, ruh kedua sahabat itu bertemu, mereka sangat berbeda. Ruh Nawaf terlihat
sangat lesu dan pucat. Sedangkan ruh Badar terlihat bersinar bak rembulan,
dengan senyuman yang semakin menambah keindahannya. Kemudian kedua ruh itu
seakan-akan menyaksikan tayangan tentang masa lalu mereka.

Ruh Nawaf sangat sedih saat melihat dirinya yang sering berfoya-foya dengan pacarnya dulu,
hingga ia sering melalaikan sholatnya. Bahkan ketika ibunya mengingatkannya,
“Nawaaff!! Time for pray! As-sholah-as sholah!” Nawaf hanya menjawab, “Ok, ok Mom!”
Sambil ia mengucapkan “Allahu Akbar” dengan keras agar ibunya mengira ia telah sholat.
Ruhnya menjerit, menangis, menyesali semua perbuatannya dahulu. Tapi, waktu telah berlalu.
Tidak dapat kembali lagi. Hanya penyesalan yang mengiringinya sekarang.

Sedangkan Badar adalah jiwa yang sangat ta’at kepada Tuhannya. Ia tidak pernah meninggalkan
sholat kapanpun dan dimanapun dia berada.
Ruh Badar tersenyum melihat masa lalunya. Saat suatu hari dia tengah menghabiskan waktu
liburannya di pantai dengan mengendarai speedboat bersama teman-temannya, terdengar adzan
berkumandang, ‘Allahu akbar-Allahu akbar.’ Langsung saja ia menghentikan speedboatnya dan
mengajak teman-temannya untuk sholat, “As-sholah-as-sholah!” Tapi apa daya teman-temannya
tidak menghiraukannya bahkan menertawakannya. Namun meskipun begitu dia tetap teguh pada
pendiriannya dan melakukan sholat di tepi pantai. Karena dia tau ‘bukan sholat yang
membutuhkannya, tapi dia yang membutuhkan sholat.’ Ruh Badar pun sangat bahagia.
Karena ridho Allah telah bersamanya.

So, gimana temen-temen? Ingin menjadi ruh yang menyesal nantinya atau ruh yang bahagia?
Pilihan di tangan kita! ‘Your life your choice’.

Posting Komentar

0 Komentar